“Hai
Nabi, sesungguhnya kami mengutus untuk menjadi saksi, dan pembawa kabar gembira
dan pemberi peringatan, dan untuk berdakwah ilalloh dengan izinNya dan untuk
menjadi cahaya yang menerangi. “ ( Q.S. Al Ahab: 45 – 46)
Dakwah adalah tugas para
nabi kedunia. Oleh karena itu Dakwah merupakan suatu profesi yang menjadi
sebaik-baiknya pekerjaan karena orang yang sanggup berdakwah bararti manjadi
pewaris tugas Nabi. Dan Alloh menurunkan firman Nya dalam surat Fushshilat ayat
33 tentang kebaikan profesi dakwah.
Dakwah juga merupakan
sebuah urusan yang memiliki misi tertinggi dalam agama islam, kata dakwah
menurut makna etimologi (bahasa)
berasal dari kata Ad Du’a yang berarti
menyeru semua manusia atas suatu urusan dan memberi dorongan kepada mereka agar
berbuat untuk urusan itu.
Sedang menurut makna terminology (istilah) adalah
mengumpulkan manusia atas dasar kebaikan (Al
khoirot), memberI petunjuk atas dasar kebenaran melalui cara amar makruf
nahi mungkar. Sebagai mana firman Alloh yang berarti
“ Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyertu kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah
orang-orng yang beruntung”. (Q.S. Ali Imron: 104)
Para Masyayikh di setiap Pesantern
memegang teguh kepada urusan ini. Karena
di setiap tingkah laku beliau mencerminkan dakwah yang harus bisa di wariskan
kepada murid-murid Beliau. Sekarang pun banyak cara yang bisa di lakukan dalam
berdakwah dari mulai menjadi Muballigh di setiap acara, atau Narasumber di
seminar semiar, dan Penulis juga tidak luput menjadi ladang dakwah yang
bermanfaat untuk Ummat.
Di
setiap Pesantren. Pun selalu tidak luput dari pembekalan dakwah untuk santri-santri
dalam berbagai bidang untuk berdakwah dan pada inti dari semuanya adalah
menyebarkan Agama Alloh, dengan sebaik baiknya jalan, dan ladang itu selalu terbuka
lebar di pesantren di setiap ujung dunia. Wallohu
a’lam
ZeeD
Sumber;
Al Kitab Al Ahdlor. Min Aina Nabda’?
Ma’had Nurul Haromain
*LATE POST.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar